Metode penalaran
induktif adalah adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus
sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau
pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal inipenalaran induktif
merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan
melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup
mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik
generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan
persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala
merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan
generalisasi.
Jenis-jenis
penalaran induktif adalah :
1. Generalisasi
Generalisasi adalah
proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
• Agnes Monica adalah Penyanyi, dan ia berparas cantik.
• Syerina Munaf adalah Penyanyi, dan ia berparas cantik.
Generalisasi: Semua penyanyi berparas cantik.
Pernyataan “semua penyanyi berparas cantik” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
• Agnes Monica adalah Penyanyi, dan ia berparas cantik.
• Syerina Munaf adalah Penyanyi, dan ia berparas cantik.
Generalisasi: Semua penyanyi berparas cantik.
Pernyataan “semua penyanyi berparas cantik” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya:
Mpok Atik penyanyi, tetapi tidak berparas cantik.
Macam-macam generalisasi :
Mpok Atik penyanyi, tetapi tidak berparas cantik.
Macam-macam generalisasi :
a) Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi
dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: sensus penduduk
Contoh: sensus penduduk
b) Generalisasi tidak sempurna
Adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh anak-anak di Indonesia senang mengkonsumsi susu SGM
Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna
Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
2. Sampel harus bervariasi.
3. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.
Adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh anak-anak di Indonesia senang mengkonsumsi susu SGM
Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna
Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
2. Sampel harus bervariasi.
3. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.
c) Kausalitas
Kausalitas merupakan perinsip sebab-akibat yang dharuri dan pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan. Keharusan dan keaslian sistemkausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.
Kausalitas merupakan perinsip sebab-akibat yang dharuri dan pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan. Keharusan dan keaslian sistemkausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.
2. Analogi
Analogi dalam ilmu bahasa adalah persamaan
antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi
merupakan salah satu proses morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata
baru dari kata yang telah ada. Contohnya pada kata dewa-dewi, putra-putri,
pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati.
3. Salah Nalar
Salah
nalar adalah kesalahan struktur atau proses formal penalaran dalam menurunkan kesimpulan sehingga kesimpulan
tersebut menjadi tidak valid. Jadi berdasarkan pengertian tersebut, salah nalar
bisa terjadi apabila pengambilan kesimpulan tidak didasarkan pada kaidah-kaidah
penalaran yang valid. Terdapat beberapa bentuk salah nalar yang sering kita
jumpai, yaitu: menegaskan konsekuen, menyangkal antiseden, pentaksaan,
perampatan-lebih, parsialitas, pembuktian analogis, perancuan urutan kejadian
dengan penyebaban, serta pengambilan konklusi pasangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar